SAMARINDA – Sebagian wilayah di Samarinda khususnya di bagian utara dan Sungai Pinang mengalami kesulitan air bersih. Sejauh ini masyarakat menggunakan air hujan dan air bor sebagai sumber kehidupan seperti memasak dan mencuci. Sementara untuk air minum, mereka membeli dari pedagang air keliling.
Ketua RT 37 Sempaja Utara, Samarinda Utara Sutrisno dalam kaltimkece.id menuturkan, terdapat pipa sekitar lima tahun ke belakang, akan tetapi fasilitas air bersih belum dapat sepenuhnya dirasakan. Sutrisno menyebut, terdapat beberapa warga yang mencopot mandiri meteran air akibat tidak kunjung mengalir.
Warga Gang Haji Mar’i Jalan D.I Panjaitan Sungai Pinang, Suryani turut merasakan kurangnya layanan air bersih. Ia menyebut, hanya bisa menikmati air bersih tiap dua hari sekali. Adanya layanan dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana masih mengalir secara bergantian dengan wilayah lain.
Selian itu, Suryani mengatakan, air tersebut memiliki rasa yang kurang enak, sehingga ia hanya menggunakan sebagai MCK. Kebutuhan air minum ia penuhi dengan membeli air galon yang dijual oleh pedagang.
“Meski sudah diresbus, tapi masih terasa,” ujarnya dalam kaltimkece.id.
Terpisah, Direktur Utama Perumdam Tirta Kencana Nor Wahid Hasyim mengungkapkan, upaya mengatasi kelangkaan air bersih tersebut sudah dilakukan dengan memasang Instalansi Pengelolaan Air (IPA) Bumi Sempaja pada April lalu.
Proses pembangunan telah mencapai 85 persen, kata Nor Wahid. Pekerjaan yang belum rampung seperti pembuatan tempat pompa air, pemasagan pipa dari pompa menuju intake, pembangunan pagar, dan pembuatan jalan di sekitar IPA.
“Bangunan dan listriknya sudah siap,” tambahnya.
Nor Wahid menjelaskan, IPA tersebut nantinya akan mengaliri air di daerah Samarinda Utara dan Sungai Pinang.
(mlt)