Samarinda – Di tengah pembangunan infrastruktur berskala besar yang berlangsung di Kota Tepian, sebagian warga di Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran masih berkutat dengan persoalan mendasar terkait akses air bersih.
Anggota DPRD Kota Samarinda, Anhar, mengungkapkan hingga kini, sebagian besar warga masih mengandalkan sumber air alternatif seperti sumur gali dan tadah hujan yang kualitasnya belum tentu layak konsumsi.
“Jaringan PDAM baru menjangkau sekitar 30 persen warga. Sisanya masih harus mengandalkan sumber air alternatif yang belum tentu layak konsumsi,” ucap Anhar di Samarinda.
Situasi ini, lanjut Anhar, menunjukkan bahwa pembangunan di Samarinda masih belum menyentuh aspek paling mendasar dalam kehidupan masyarakat.
Ia menilai, penyediaan air bersih seharusnya menjadi prioritas utama pemerintah, bukan sekadar pembangunan fisik yang monumental namun kurang menyentuh kebutuhan riil rakyat.
“Air bersih adalah hak dasar. Kalau ini saja belum terpenuhi, maka arah pembangunan perlu dievaluasi,” tutupnya.