Samarinda – Kekurangan ruang belajar menjadi tantangan serius bagi SD 009 Samarinda Ilir. Sekolah ini hanya mampu menampung sebagian kecil dari ratusan siswa yang mendaftar, sementara kebutuhan akan kelas tambahan semakin mendesak.
Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Ismail Latisi, menjelaskan bahwa dari sekitar 300 pendaftar, hanya 50-60 siswa yang dapat diterima karena keterbatasan ruang kelas.
“Artinya kebutuhan ruang kelas di sana memang mendesak. Kami sudah rekomendasikan agar bangunan sekolah bisa dibuat dua lantai, supaya daya tampungnya cukup,” ungkapnya.
Ismail meminta Pemerintah Kota Samarinda menambah ruang kelas agar seluruh siswa dapat difasilitasi. Ia menegaskan bahwa meski terjadi pemangkasan Dana Transfer ke Daerah (TKD), sektor pendidikan tetap menjadi prioritas karena bersifat mandatori 20 persen.
“Karena sudah dikunjungi langsung Komisi IV dan Disdikbud, perbaikannya bisa segera ditindaklanjuti. Kalau tahun ini belum memungkinkan, minimal tahun anggaran 2026 sudah bisa dikerjakan, atau 2027,” jelasnya.
Permasalahan lain muncul karena status tanah sekolah yang masih berupa wakaf, sehingga renovasi besar belum bisa dilakukan. Namun, DPRD Samarinda tetap menekankan pentingnya percepatan proses sertifikasi dan pembangunan tambahan ruang kelas agar seluruh siswa memiliki kesempatan belajar yang layak di SD 009 Samarinda Ilir.
“Kata Disdikbud sertifikatnya ditargetkan selesai akhir tahun ini. Kalau sudah selesai, baru bisa diproses perbaikannya,” pungkasnya.
Adv DPRD Samarinda





